Proposal Penelitian HUBUNGAN ANTARA POLA PERILAKU MAHASISWA TERHADAP SELERA MUSIK

 

PROPOSAl
HUBUNGAN ANTARA POLA PERILAKU MAHASISWA TERHADAP SELERA MUSIK
Tema :Hubungan Pola Perilaku Mahasiswa Terhadap Selera Musik

Mata Kuliah
TIK ( Tekhnologi Informasi dan Komunikasi)
Dosen Mata Kuliah:
Lumban Arofah, S.sos, M.Sc

DISUSUN OLEH :
AGNES MEUTIA PUTRI (A1A412067)
AGUS AKHYARI (A1A412001)
FITRI NORHIKMAH (A1A412032)
HILDA (A1A412056)
SARJANI (A1A412010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013
BAB I
(Pendahuluan)
1.1  Latar Belakang Masalah
Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap masyarakat memiliki apa yang disebut dengan musik. Perkembangan perilaku musik dalam kenyataannya semakin kuat dipengaruhi oleh proses evolusi dalam pikiran. Banyak bukti menunjukkan bahwa lebih cepat mengembangkan kompetensi musik sebagai hasil dari proses belajar karena melibatkan interaksi dengan lingkungan. 

Secara spesifik, musik dirangkai untuk mengeksplorasi sebuah interaksi sosial karena kemanjurannya serta memiliki makna yang potensial. Masa remaja adalah masa dimana minat terhadap musik semakin tinggi karena pada masa ini mereka gemar mendengarkan radio sambil belajar atau mengikuti bentuk hiburan untuk seorang diri. Menurut Getter dan Streisand (1995), musik sangat penting dalam kehidupan sosial dan pribadi remaja. Mereka mengendarai mobil dengan pengeras suara yang keras; 25000 tiket konser terjual dalam waktu beberapa menit dan jutaan dolar habis setiap tahun untuk kaset dan compact disc. Remaja menghabiskan lebih dari 10000 jam untuk mendengarkan musik. Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui mengapa musik sangat penting bagi remaja dan bagaimana remaja menggunakan musik untuk memuaskan emosi dan kebutuhan perkembangannya. Pendengar musik tertarik kepada musik tertentu karena mereka memiliki karakteristik kepribadian yang khas dan kebutuhan yang direfleksikan dalam musik pilihan mereka. Pemilihan musik remaja berhubungan dengan identitas, ketergantungan, nilai, pandangan, keyakinan, identifikasi, dan persepsi terhadap diri. Remaja menggunakan musik untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, menyatakan kepribadian, dan mempelajari hal-hal yang tidak diperoleh dari orang tua dan sekolah (Schwartz, 2003). Menurut Sloboda (Djohan, 2005), musik dapat meningkatkan intensitas emosi dan akan lebih akurat bila emosi musik itu dijelaskan sebagai suasana hati (mood), pengalaman, dan perasaan yang dipengaruhi akibat mendengarkan musik. Menurut Meyer (Djohan, 2005), diakui atau tidak musik dapat meningkatkan perasaan, khususnya secara langsung dan cepat menimbulkan rasa senang. Menurut Gabrielson dan Lindstorm (Djohan, 2005), karakteristik musik seperti modus, irama, dan tempo yang dirasakan pendengar dapat menjadi sebab untuk mengekspresikan emosi. Akhir-akhir ini banyak penelitian yang mengikutsertakan musik popular, jaz, atau religius untuk mengetahui emosi atau reaksi mana yang diperoleh pendengar melalui berbagai jenis musik tersebut. 

Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang bersatu padu terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini. Musik mengandung berbagai contour (selanjutnya akan disebut sebagai bentuk), spacing (selanjutnya akan disebut sebagai jarak), variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponenkomponen emosi manusia. Ada perbedaan yang jelas antara pengalaman emosi saat memainkan atau saat mendengarkan musik, namun biasanya hal ini diabaikan dalam suatu penelitian. Persepsi dan penghargaan terhadap musik juga akan mempengaruhi tingkat kesukaan yang selanjutnya akan menstimulasi emosi. Semakin sebuah musik familiar, semakin besar pengaruhnya terhadap respon (Djohan, 2005). Menurut Larson musik dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu heavy music (selanjutnya akan disebut sebagai musik keras) dan light music (selanjutnya akan disebut sebagai musik lembut). Jenis musik yang termasuk kedalam tipe musik keras adalah jenis musik rok, heavy metal, dan rap. Tipe musik lembut adalah jenis musik pop, klasik, jaz dan dance.

Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara pengalaman psikologi remaja dengan jenis musik tertentu. Remaja yang menyukai musik keras memperlihatkan kemarahan yang berlebihan dan masalah emosional daripada tipe musik lembut. Penelitian juga menemukan bahwa remaja yang menyukai musik keras biasanya hiperseksual, suka memperhatikan wanita, melakukan tindakan kriminal dan perilaku antisosial, dan lebih suka melakukan tindakan beresiko dan mencari sensasi (Schwartz, 2003). Penelitian ini akan berfokus pada musik rok dan musik jaz. Musik rok adalah jenis musik yang memiliki beat yang keras, tempo yang cepat, dentaman bass yang meledak-ledak, dan gaya bernyanyi dengan suara keras dan berteriak. Musik rok biasanya didominasi oleh suara drum yang menonjol, gitar listrik, dan bass. Musik jaz adalah musik yang memiliki tempo yang lambat beat yang ringan dan ditandai dengan irama swing (mengayun) yang menjadi ciri khas musik jaz. Alat musik yang biasa digunakan pada musik jaz adalah trompet, saxophone, dan piano (Kamien, 2004) Setiap musik akan memberikan reaksi emosi yang berbeda pada setiap pendengarnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli musik terapi pada tahun 1978 menyebutkan bahwa responden yang disuruh mendengar musik rok memunculkan emosi yang tidak menentu dan menjurus pada keinginan untuk bunuh diri. Hal ini disebabkan oleh karena irama musik rok menyebabkan ketidakseimbangan otak dalam memproduksi cairan yang mengontrol komunikasi. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Tore Sognefest menyebutkan bahwa musik dengan irama yang teratur seperti jaz dapat memberikan ketenangan dan menstabilkan emosi (Pandjaitan, 2001).

Emosi dapat diklaifikasikan menjadi 2, yaitu positive affectivity (yang merupakan emosi positif seperti tenang, diam, dan bahagia) dan negative affectivity (yang merupakan emosi negatif seperti cemas, marah, rasa bersalah, dan sedih) (Santrok,2002). Remaja cenderung memiliki emosi yang negatif. Hal ini ditandai dengan banyaknya remaja yang melakukan hal-hal negatif seperti perkelahian yang disebabkan oleh karena kemarahan kecil. Sebuah kasus kerusuhan telah terjadi di Bandung pada saat konser sebuah grup band rok yang dipicu oleh desak-desakan penonton yang padat sehingga menyebabkan beberapa orang remaja meninggal dan menurut penyelidikan polisi, para penonton meminum minuman keras pada saat konser berlangsung. Remaja sangat rentan terhadap hal-hal seperti ini karena masa remaja merupakan periode storm and stress dimana ketegangan emosi meningkat karena perubahan fisik, namun tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut (Hurlock, 1998). Menurut data pada tahun 2003, sebanyak 1.800.000 remaja menjadi pecandu narkoba dan 11.344 remaja ditangkap polisi karena melakukan tindakan kriminal. Cukup banyak remaja yang mengalami kesulitan emosi, namun banyak juga remaja yang dapat mengatasi kesulitan emosi dalam dirinya (”Kejarlah” 2004) Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacammacam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan temanteman sebaya serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari- hari. Perkembangan emosi seseorang pada umumnya tampak jelas pada perubahan tingkah lakunya, demikian juga halnya dengan remaja. Beberapa tingkah laku emosional, misalnya agresif, rasa takut berlebihan, apatis, dan tingkah laku melukai diri sendiri dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari remaja (Ali & Asrori, 2004). Bila pada masa ini remaja tidak mampu untuk mengontrol diri sendiri maka akan terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang akan merugikan diri. Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, remaja hendaknya memiliki apa yang disebut kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaimana remaja mampu untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, berusaha menyetarakan diri dengan lingkungan, dapat mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan lancar dan efektif (Mu’tadin, 2003) Goleman (1997) mengatakan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam meghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Individu yang memiliki kecerdasan emosi tersebut dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Seseorang dapat mencapai keberhasilan hidup semaksimal mungkin melalui kecerdasan emosi sehingga kecerdasan emosi sangat diperlukan oleh remaja yang sangat rentan dengan perilaku negatif. Hasil penelitian Gottman (1997) mengatakan bahwa anak yang bisa mengenali dan menguasai emosinya akan lebih percaya diri, lebih baik prestasinya, dan akan menjadi orang dewasa yang mampu mengendalikan emosinya. Kecerdasan emosi dapat distimulasi oleh musik. Para ilmuwan sering membicarakan bagian otak yang digunakan untuk berfikir yaitu korteks (kadangkadang disebut neokorteks) sebagai bagian yang berbeda dari bagian otak yang mengurangi emosi yaitu sistem limbik, padahal keduanya mempunyai hubungan. Interaksi yang disebabkan rangsangan bunyi musik dapat menentukan kecerdasan emosi. Musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri. Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi (Arini, 1999). Saat ini terdapat banyak penelitian tentang hubungan mendengarkan musik klasik dengan kecerdasan intelektual, namun masih sedikit penelitian tentang kaitannya dengan mendengarkan jenis musik lain. Selain faktor intelektual, faktor emosi diyakini banyak dipengaruhi oleh musik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, irama musik yang berbeda akan menyebabkan kondisi emosi yang berbeda pula. 

Berdasarkan penjelasan diatas kami tertarik untuk melihat seberapa banyak daya tarik mahasiswa terhadap macam-macam jenis musik dan seberapa besar pengaruhnya untuk emosi dan perilaku  Mahasiswa sehari-hari.

 
1.2  Fokus Penelitian
Penelitian kami kali ini berfokus kepada minat mahasiswa terhadap jenis musik dan seberapa besar pengaruh nya terhadap pola perilaku dan emosi mahasiswa.

           Seperti yang kita ketahui daya tarik mahasiswa terhadap jenis musik adalah suatu bahasa universal didalam kehidupan kita saat ini,dalam era modern saat ini musik telah berkembang pesat sesuai perkembangan zaman, pada zaman sekarang ini musik memiliki begitu banyak aliran atau yang sering disebut genre. Pastinya semua orang menyukai dengan namanya musik walaupun mereka punya aliran musik yang berbeda-beda, para mahasiswa sangat menyukai apa itu musik, menurut mereka musik adalah salah satu cara yang baik untuk melepas rasa kepenatan setelah mereka selesai dalam perkuliahan, musik juga dapat menghilangkan rasa jenuh didalam diri mereka,maka dari itu musik memiliki daya tarik tertentu terhadap mahasiswa

Daya tarik mahasiswa terhadap jenis musik biasanya menimbulkan pengaruh-pengaruh dalam kehidupan sehari-hari terutama di dalam pola tingkah laku pengaruh yang ditimbulkan bermacam-macam ada yang positif dan negatif.

Pengaruh Positif Musik yang Anda dengarkan merangsang sistem saraf yang  akan menghasilkan suatu perasaan. Perangsangan sistem saraf ini mempunyai arti penting bagi pengobatan, karena sistem saraf ambil bagian dalam proses fisiologis., walaupun seseorang tidak menyimak atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Jika sistem ini dirangsang maka seseorang akan meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan belajar, kemampuan matematika, analisis, logika, inteligensi dan kemampuan memilah, disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan sosial.

Setelah beberapa dampak positif diuraikan di atas, bukan berarti musik selalu baik apabila didengar. Jika ada positif, pasti ada negatifnya. Dampak negatif yang pertama yaitu, mendengarkan musik terlalu keras. Musik bisa mengisolasi pendengarnya dari khalayak ramai. Ketika mengemudi, orang-orang biasanya mendengarkan musik untuk mengurangi kebisingan terhadap situasi sekitar.

Kedua yaitu, peneliti David A. Noebel menemukan bahwa ritme musik rock dapat mengganggu kadar insulin dan kalsium dalam tubuh.  Sumber makanan otak kita didapat dari gula dalam darah, namun bila darah lebih banyak dialirkan ke organ lainnya, maka otak akan kekurangan gula. Dengan demikian daya pikir dan pertimbangan moral juga menjadi tumpul. Tidak heran bila orang mendengar musik rock dalam sebuah konser, mereka dapat berbuat apa saja, tanpa pertimbangan.

Ketiga, tak jarang terdengar anak kecil mencoba melantunkan lagu-lagu cinta orang dewasa. Padahal, tak sedikit lagu cinta orang dewasa berisilirik-lirik yang menyinggung seksualitas. Sepertidiketahui, usia anak-anak adalah usia terbaik untuk menyerap informasi. Lagu-lagu dan lirik di dalam nya bisa dengan mudah terserap oleh anak dan dianggap sebagai pengetahuan.

Keempat, kebiasaan tidur sambil mendengarkan musik menurut sebagian orang kondisi seperti itu membuat mereka menjadi lebih cepat tertidur. Tetapi pada kenyataannya setelah terbangun mereka merasa lebih tegang (stress). Bahkan ada yang merasa seperti tidak tidur semalaman. Pada saat kita tidur sebetulnya otak tidak pernah tidur. Otak selalu menjalankan aktivitasnya walaupun tidak sesibuk seperti di saat bangun, yaitu menjalankan sistem metabolismetubuh. Pada malam hari, seiring menurunnya aktivitas tubuh, ritme gelombang otak pun mengalami penurunan. Namun apabila kita tidur sambil mendengarkan musik, maka gelombang suara yang dipancarkan oleh peralatan tersebut tetap diterima oleh indera pendengaran kita.

1.3  Rumusan Masalah
1.      Apa yang menyebabkan Mahasiswa menyukai Jenis Musik yang Berbeda-beda ?
2.      Mengapa jenis musik yang disukai Mahasiswa dapat menjadi pengaruhi Terhadap Pola tingkah laku Mahasiswa?
3.      Jenis Musik apa saja yang memiliki peminat terbanyak dikalangan Mahasiswa ?
4.      Bagaimana cara agar musik tidak membawa dampak atau pengaruh Negatif terhadap perkembangan mahasiswa ?

1.4  Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian kami adalah untuk mengetahui :
1.      Sebab mahasiswa menyukai jenis musik yang berbeda antara satu dengan yang lain nya.
2.      Jenis musik bisa mempengaruhi pola tingkah laku mahasiswa.
3.      Jenis musik yang memiliki peminat terbanyak dikalangan mahasiswa.
4.      Cara agar musik tidak membawa dampak negatif terhadap perkembangan emosi dan jiwa mahasiswa.

 
KERANGKA TEORI
Ada banyak sekali pendapat para tokoh tentang perngertian musik. Sebab pengertian musik tidak dapat disama-ratakan, karena setiap orang memiliki pandangan tersendiri tentang apa yang disebut dengan musik menurut pengalamannya masing-masing. Berikut adalah pendapat para ahli tentang apa yang dimaksud dengan musik :

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008 musik memiliki pengertian sebagai berikut:
  1. Ilmu atau seni penyusunan nada atau suara dl urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan.
  1. Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).

Menurut Koentjaraningrat pada buku “Pengantar Antropologi” (1986 : 203-204), musik merupakan bagian dari kesenian. Kesenian merupakan salah  satu unsur kebudayaan.

Menurut Merriam pada buku “The Anthropology of music” (1964 : 32-33), musik merupakan suatu lambang dari hal-hal yang berkaitan dengan ide-ide, maupun perilaku masyarakat.

Menurut Boedhisantoso, S. dalam buku “Kesenian dan Nilai-nilai Budaya” (1982 : 23) dan Melalotoa dalam dalam buku ”Pesan Budaya dalam Kesenian” (1986 : 27), Musik merupakan kebutuhan manusia secara universal yang tidak pernah berdiri sendiri lepas dari masyarakat.

            Menurut pendapat Soeharto. M dalam buku “Kamus Musik”(1992 : 86) Pengertian musik adalah pengungkapan melalui gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Namun dalam penyajiannya, sering dengan unsur-unsur lain, seperti bahasa, gerak, atau pun warna. Melodi adalah rangkaian dari sejumlah nada atau bunyi, yang ditanggapi berdasarkan perbedaan tinggi rendah (pitch) atau naik turunnya. Dapat merupakan satu bentuk rangkaian dari sejumlah nada atau bunyi, yang ditanggapi berdasarkan perbedaan tinggi rendah (pitch) atau naik-turunnya. Dapat merupakan satu bentuk ungkapan penuh atau hanya berupa penggalan ungkapan. Irama adalah gerak yang teratur yang mengalir, karena munculnya aksen secara tetap. Keindahan akan lebih terasa oleh adanya jalinan perbedaan nilai dari satuan-satuan bunyinya (duration). Disebut juga ritme, rhythme, atau pun rhytm. Harmoni adalah perihal keselarasan paduan bunyi. Secara teknis meliputi susunan, peranan, dan hubungan dari sebuah paduan bunyi dengan sesamanya, atau dengan bentuk keseluruhannya.

Musik adalah seni yang paling abstrak sekaligus juga merupakan realitas fisika bunyi yang memiliki banyak keunggulan untuk membantu pendidikan watak halus seseorang. Musik telah banyak dikaji oleh para pemikir, kaum agama, pendidik, dan teoretikus seni, selain sebagai seni musik banyak digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari tradisi, adat, hiburan, maupun pendidikan.




Tabel 1.
Kisi-Kisi Instrumen

Variabel Penelitian
Dimensi
Indikator
Jumlah butir pertanyaan
Pola perilaku
1.    Pola Perilaku Mahasiswa Unlam Banjarmasin Terhadap Musik.


2.    Pengaruhnya Terhadap Kepribadian

3.    Waktu.


4.    Tempat.


5.    Tujuan.
·      Dapat Mengetahui Pola Perilaku Mahasiswa UNLAM banjarmasin terhadap musik
·      Dapat Mengetahui Pengaruhnya Terhadap Kepribadian
·      Dapat Mengetahui Kapan Mahasiswa Mendengarkan Musik.
·      Dapat Mengetahui Dimana Saja Mahasiswa Mendengarkan Musik.
·      Dapat Mengetahui Tujuan Mahasiswa Mendengarkan Musik.
1





1




1



1




1



Selera Musik
1.      Jenis Musik.


2.      Alasan.
·         Dapat Mengetahui Jenis Musik Yang Disukai Mahasiswa.
·         Dapat Mengetahui Alasan Mahasiswa Menyukai Musik.
1


1



ANGKET
HUBUNGAN POLA PERILAKU MAHASISWA TERHADAP SELERA MUSIK
PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI FKIP UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
Nama        :
NIM          :
Angkatan :
Prodi        :
Semester  :
       I.            Petunjuk Umum
Angket ini bertujuan untuk Melengkapi tugas dari penelitian kami, dan tidak berpengaruh terhadap reputasi anda dikampus ini. Isilah dengan baik sesuai dengan apa yang anda sukai. Kami mohon partisipasi anda dalam menjawab pertanyaan kami dengan benar.
a.       Tulislah Nama, NIM, dan angkatan anda pada lembar jawaban.
b.      Bacalah setiap nomor dengan seksama.
c.       Lingkari atau beri tanda (X) pada jawaban yang anda pilih.
    II.            Data Responden
1.      Apakah Jenis Kelamin anda....
a.       Laki-laki
b.      Perempuan
 III.            Tentang Pola Perilaku dan Selera Musik
1.      Apakah ada pola perilaku negatif dan positif ketika anda mendengarkan musik....
a.       Ada perilaku negatif tidak ada perilaku positif
b.      Ada perilaku positif tidak ada perilaku negatif
c.       Ada perilaku negatif dan positif
2.      Apakah musik mempengaruhi kepribadian anda...
a.       Ya, ada
b.      Tidak ada
c.       Biasa saja
3.      Kapan kalian mendengarkan musik....
a.       Belajar
b.      Sebelum tidur
c.       Ketika bersantai
4.      Dimana saja tempat kalian mendengarkan musik....
a.       Di kamar tidur
b.      Di kampus
c.       Dimana saja
5.      Apakah tujuan kita mendengarkan musik...
a.       Menghilangkan kejenuhan
b.      Menghilangkan stres
c.       Menghibur diri
6.      Apakah jenis musik yang anda sukai....
a.       K-POP
b.      ROCK
c.       I-POP
d.      MELAYU
e.       BOLYWOOD
7.      Apakah alasan anda menyukai musik tersebut....
a.       Enak didengar dan menghibur diri
b.      Memberikan inspirasi
c.       Memberikan semangat
d.      Menemani disaat jenuh dan stres
e.       dll
Print Friendly and PDF

0 Response to "Proposal Penelitian HUBUNGAN ANTARA POLA PERILAKU MAHASISWA TERHADAP SELERA MUSIK"

Post a Comment