PROPOSAl
HUBUNGAN ANTARA POLA PERILAKU MAHASISWA TERHADAP SELERA MUSIK
Tema :Hubungan Pola Perilaku Mahasiswa Terhadap Selera Musik
Mata
Kuliah
TIK (
Tekhnologi Informasi dan Komunikasi)
Dosen
Mata Kuliah:
Lumban
Arofah, S.sos, M.Sc
DISUSUN
OLEH :
AGNES
MEUTIA PUTRI (A1A412067)
AGUS
AKHYARI (A1A412001)
FITRI
NORHIKMAH (A1A412032)
HILDA
(A1A412056)
SARJANI
(A1A412010)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013
BAB
I
(Pendahuluan)
1.1 Latar Belakang Masalah
Musik
adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap masyarakat memiliki
apa yang disebut dengan musik. Perkembangan perilaku musik dalam kenyataannya semakin
kuat dipengaruhi oleh proses evolusi dalam pikiran. Banyak bukti menunjukkan
bahwa lebih cepat mengembangkan kompetensi musik sebagai hasil dari proses
belajar karena melibatkan interaksi dengan lingkungan.
Secara
spesifik, musik dirangkai untuk mengeksplorasi sebuah interaksi sosial karena
kemanjurannya serta memiliki makna yang potensial. Masa remaja adalah masa
dimana minat terhadap musik semakin tinggi karena pada masa ini mereka gemar
mendengarkan radio sambil belajar atau mengikuti bentuk hiburan untuk seorang
diri. Menurut Getter dan Streisand (1995), musik sangat penting dalam kehidupan
sosial dan pribadi remaja. Mereka mengendarai mobil dengan pengeras suara yang
keras; 25000 tiket konser terjual dalam waktu beberapa menit dan jutaan dolar
habis setiap tahun untuk kaset dan compact disc. Remaja menghabiskan
lebih dari 10000 jam untuk mendengarkan musik. Banyak penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui mengapa musik sangat penting bagi remaja dan bagaimana remaja menggunakan
musik untuk memuaskan emosi dan kebutuhan perkembangannya. Pendengar musik
tertarik kepada musik tertentu karena mereka memiliki karakteristik kepribadian
yang khas dan kebutuhan yang direfleksikan dalam musik pilihan mereka.
Pemilihan musik remaja berhubungan dengan identitas, ketergantungan, nilai,
pandangan, keyakinan, identifikasi, dan persepsi terhadap diri. Remaja
menggunakan musik untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, menyatakan
kepribadian, dan mempelajari hal-hal yang tidak diperoleh dari orang tua dan sekolah
(Schwartz, 2003). Menurut Sloboda (Djohan, 2005), musik dapat meningkatkan
intensitas emosi dan akan lebih akurat bila emosi musik itu dijelaskan sebagai
suasana hati (mood), pengalaman, dan perasaan yang
dipengaruhi akibat mendengarkan musik. Menurut Meyer (Djohan, 2005), diakui
atau tidak musik dapat meningkatkan perasaan, khususnya secara langsung dan
cepat menimbulkan rasa senang. Menurut Gabrielson dan Lindstorm (Djohan, 2005),
karakteristik musik seperti modus, irama, dan tempo yang dirasakan pendengar
dapat menjadi sebab untuk mengekspresikan emosi. Akhir-akhir ini banyak
penelitian yang mengikutsertakan musik popular, jaz, atau religius untuk
mengetahui emosi atau reaksi mana yang diperoleh pendengar melalui berbagai
jenis musik tersebut.
Proses mendengar musik merupakan salah
satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang
merupakan suatu pengalaman subjektif yang bersatu padu terdapat pada setiap
manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari
interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan
perkembangannya melalui musik sejak masa dini. Musik mengandung berbagai contour
(selanjutnya
akan disebut sebagai bentuk), spacing (selanjutnya akan disebut sebagai
jarak), variasi intensitas dan modulasi bunyi
yang luas, sesuai dengan komponenkomponen emosi manusia. Ada perbedaan yang
jelas antara pengalaman emosi saat memainkan atau saat mendengarkan musik,
namun biasanya hal ini diabaikan dalam suatu penelitian. Persepsi dan
penghargaan terhadap musik juga akan mempengaruhi tingkat kesukaan yang
selanjutnya akan menstimulasi emosi. Semakin sebuah musik familiar, semakin
besar pengaruhnya terhadap respon (Djohan, 2005). Menurut Larson musik dapat
dibagi dalam dua tipe, yaitu heavy music (selanjutnya akan disebut sebagai
musik keras) dan light music (selanjutnya akan disebut sebagai musik
lembut). Jenis musik yang termasuk kedalam tipe musik keras adalah jenis musik
rok, heavy metal, dan rap. Tipe musik lembut adalah jenis musik
pop, klasik, jaz dan dance.
Beberapa penelitian telah menemukan
hubungan antara pengalaman psikologi remaja dengan jenis musik tertentu. Remaja
yang menyukai musik keras memperlihatkan kemarahan yang berlebihan dan masalah
emosional daripada tipe musik lembut. Penelitian juga menemukan bahwa remaja
yang menyukai musik keras biasanya hiperseksual, suka memperhatikan wanita,
melakukan tindakan kriminal dan perilaku antisosial, dan lebih suka melakukan
tindakan beresiko dan mencari sensasi (Schwartz, 2003). Penelitian ini akan
berfokus pada musik rok dan musik jaz. Musik rok adalah jenis musik yang
memiliki beat yang keras, tempo yang cepat, dentaman
bass yang meledak-ledak, dan gaya bernyanyi dengan suara keras dan berteriak.
Musik rok biasanya didominasi oleh suara drum yang menonjol, gitar listrik, dan
bass. Musik jaz adalah musik yang memiliki tempo yang lambat beat yang ringan
dan ditandai dengan irama swing (mengayun) yang menjadi ciri khas musik
jaz. Alat musik yang biasa digunakan pada musik jaz adalah trompet, saxophone,
dan piano (Kamien, 2004) Setiap musik akan memberikan reaksi emosi yang berbeda
pada setiap pendengarnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh seorang
ahli musik terapi pada tahun 1978 menyebutkan bahwa responden yang disuruh mendengar
musik rok memunculkan emosi yang tidak menentu dan menjurus pada keinginan untuk
bunuh diri. Hal ini disebabkan oleh karena irama musik rok menyebabkan ketidakseimbangan
otak dalam memproduksi cairan yang mengontrol komunikasi. Sebaliknya, penelitian
yang dilakukan oleh Tore Sognefest menyebutkan bahwa musik dengan irama yang
teratur seperti jaz dapat memberikan ketenangan dan menstabilkan emosi
(Pandjaitan, 2001).
Emosi dapat diklaifikasikan menjadi 2,
yaitu positive affectivity (yang merupakan emosi positif seperti
tenang, diam, dan bahagia) dan negative affectivity (yang merupakan emosi negatif seperti
cemas, marah, rasa bersalah, dan sedih) (Santrok,2002). Remaja cenderung
memiliki emosi yang negatif. Hal ini ditandai dengan banyaknya remaja yang
melakukan hal-hal negatif seperti perkelahian yang disebabkan oleh karena
kemarahan kecil. Sebuah kasus kerusuhan telah terjadi di Bandung pada saat
konser sebuah grup band rok yang dipicu oleh desak-desakan penonton yang padat
sehingga menyebabkan beberapa orang remaja meninggal dan menurut penyelidikan
polisi, para penonton meminum minuman keras pada saat konser berlangsung.
Remaja sangat rentan terhadap hal-hal seperti ini karena masa remaja merupakan
periode storm and stress dimana ketegangan emosi meningkat
karena perubahan fisik, namun tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan
tersebut (Hurlock, 1998). Menurut data pada tahun 2003, sebanyak 1.800.000
remaja menjadi pecandu narkoba dan 11.344 remaja ditangkap polisi karena
melakukan tindakan kriminal. Cukup banyak remaja yang mengalami kesulitan
emosi, namun banyak juga remaja yang dapat mengatasi kesulitan emosi dalam
dirinya (”Kejarlah” 2004) Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak
terlepas dari bermacammacam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal,
keluarga, sekolah dan temanteman sebaya serta aktivitas-aktivitas yang
dilakukannya dalam kehidupan sehari- hari. Perkembangan emosi seseorang pada
umumnya tampak jelas pada perubahan tingkah lakunya, demikian juga halnya
dengan remaja. Beberapa tingkah laku emosional, misalnya agresif, rasa takut
berlebihan, apatis, dan tingkah laku melukai diri sendiri dapat kita lihat
dalam kehidupan sehari-hari remaja (Ali & Asrori, 2004). Bila pada masa ini
remaja tidak mampu untuk mengontrol diri sendiri maka akan terjerumus ke dalam
hal-hal negatif yang akan merugikan diri. Mengingat bahwa masa remaja merupakan
masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya dan
dalam rangka menghindari hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri
dan orang lain, remaja hendaknya memiliki apa yang disebut kecerdasan emosi.
Kecerdasan emosi ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaimana remaja mampu
untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik
emosinya sendiri, berusaha menyetarakan diri dengan lingkungan, dapat
mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan waktu
dan kondisi yang ada sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan
lancar dan efektif (Mu’tadin, 2003) Goleman (1997) mengatakan bahwa kecerdasan
emosi adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri,
ketahanan dalam meghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan,
serta mengatur keadaan jiwa. Individu yang memiliki kecerdasan emosi tersebut
dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur
suasana hati. Seseorang dapat mencapai keberhasilan hidup semaksimal mungkin melalui
kecerdasan emosi sehingga kecerdasan emosi sangat diperlukan oleh remaja yang
sangat rentan dengan perilaku negatif. Hasil penelitian Gottman (1997)
mengatakan bahwa anak yang bisa mengenali dan menguasai emosinya akan lebih
percaya diri, lebih baik prestasinya, dan akan menjadi orang dewasa yang mampu
mengendalikan emosinya. Kecerdasan emosi dapat distimulasi oleh musik. Para
ilmuwan sering membicarakan bagian otak yang digunakan untuk berfikir yaitu
korteks (kadangkadang disebut neokorteks) sebagai bagian yang berbeda dari
bagian otak yang mengurangi emosi yaitu sistem limbik, padahal keduanya
mempunyai hubungan. Interaksi yang disebabkan rangsangan bunyi musik dapat
menentukan kecerdasan emosi. Musik dapat berperan dalam proses pematangan
hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri. Efek
atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran
pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan.
Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi,
yang sangat penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi
(Arini, 1999). Saat ini terdapat banyak penelitian tentang hubungan
mendengarkan musik klasik dengan kecerdasan intelektual, namun masih sedikit
penelitian tentang kaitannya dengan mendengarkan jenis musik lain. Selain
faktor intelektual, faktor emosi diyakini banyak dipengaruhi oleh musik.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, irama musik yang berbeda akan
menyebabkan kondisi emosi yang berbeda pula.
Berdasarkan penjelasan diatas kami tertarik
untuk melihat seberapa banyak daya tarik mahasiswa terhadap macam-macam jenis
musik dan seberapa besar pengaruhnya untuk emosi dan perilaku Mahasiswa sehari-hari.
1.2
Fokus Penelitian
Penelitian kami kali ini berfokus
kepada minat mahasiswa terhadap jenis musik dan seberapa besar pengaruh nya
terhadap pola perilaku dan emosi mahasiswa.
Seperti
yang kita ketahui daya tarik mahasiswa terhadap jenis musik adalah suatu bahasa
universal didalam kehidupan kita saat ini,dalam era modern saat ini musik telah
berkembang pesat sesuai perkembangan zaman, pada zaman sekarang ini musik
memiliki begitu banyak aliran atau yang sering disebut genre. Pastinya semua
orang menyukai dengan namanya musik walaupun mereka punya aliran musik yang berbeda-beda,
para mahasiswa sangat menyukai apa itu musik, menurut mereka musik adalah salah
satu cara yang baik untuk melepas rasa kepenatan setelah mereka selesai dalam
perkuliahan, musik juga dapat menghilangkan rasa jenuh didalam diri mereka,maka
dari itu musik memiliki daya tarik tertentu terhadap mahasiswa
Daya tarik mahasiswa terhadap jenis
musik biasanya menimbulkan pengaruh-pengaruh dalam kehidupan sehari-hari terutama
di dalam pola tingkah laku pengaruh yang ditimbulkan bermacam-macam ada yang
positif dan negatif.
Pengaruh
Positif Musik yang Anda dengarkan merangsang sistem saraf yang akan menghasilkan suatu perasaan. Perangsangan
sistem saraf ini mempunyai arti penting bagi pengobatan, karena sistem saraf ambil
bagian dalam proses fisiologis., walaupun seseorang tidak menyimak atau memperhatikan
musik yang sedang diputar. Jika sistem ini dirangsang maka seseorang akan meningkatkan
memori, daya ingat, kemampuan belajar, kemampuan matematika, analisis, logika,
inteligensi dan kemampuan memilah, disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan
timbulnya keseimbangan sosial.
Setelah
beberapa dampak positif diuraikan di atas, bukan berarti musik selalu baik apabila
didengar. Jika ada positif, pasti ada negatifnya. Dampak negatif yang pertama yaitu, mendengarkan musik terlalu
keras. Musik bisa mengisolasi pendengarnya dari khalayak ramai. Ketika mengemudi,
orang-orang biasanya mendengarkan musik untuk mengurangi kebisingan terhadap situasi
sekitar.
Kedua yaitu, peneliti David
A. Noebel menemukan bahwa ritme musik rock dapat mengganggu kadar insulin dan kalsium dalam tubuh. Sumber makanan
otak kita didapat dari gula dalam darah, namun bila darah lebih banyak dialirkan
ke organ lainnya, maka otak akan kekurangan gula. Dengan demikian daya pikir dan pertimbangan moral juga menjadi
tumpul. Tidak heran bila orang mendengar musik rock dalam sebuah konser,
mereka dapat berbuat apa saja, tanpa pertimbangan.
Ketiga, tak jarang terdengar anak kecil mencoba melantunkan lagu-lagu
cinta orang dewasa. Padahal, tak sedikit lagu cinta orang dewasa berisilirik-lirik
yang menyinggung seksualitas. Sepertidiketahui, usia anak-anak adalah usia terbaik
untuk menyerap informasi. Lagu-lagu dan lirik di dalam nya bisa dengan mudah terserap
oleh anak dan dianggap sebagai pengetahuan.
Keempat, kebiasaan tidur sambil mendengarkan musik menurut sebagian
orang kondisi seperti itu membuat mereka menjadi lebih cepat tertidur. Tetapi pada
kenyataannya setelah terbangun mereka merasa lebih tegang (stress). Bahkan ada
yang merasa seperti tidak tidur semalaman. Pada saat kita tidur sebetulnya otak
tidak pernah tidur. Otak selalu menjalankan aktivitasnya walaupun tidak sesibuk
seperti di saat bangun, yaitu menjalankan sistem metabolismetubuh. Pada malam hari,
seiring menurunnya aktivitas tubuh, ritme gelombang otak pun mengalami penurunan.
Namun apabila kita tidur sambil mendengarkan musik, maka gelombang suara yang
dipancarkan oleh peralatan tersebut tetap diterima oleh indera pendengaran kita.
1.3
Rumusan Masalah
1.
Apa yang menyebabkan Mahasiswa menyukai Jenis Musik yang
Berbeda-beda ?
2.
Mengapa jenis musik yang disukai Mahasiswa dapat menjadi
pengaruhi Terhadap Pola tingkah laku Mahasiswa?
3.
Jenis Musik apa saja yang memiliki peminat terbanyak
dikalangan Mahasiswa ?
4.
Bagaimana cara agar musik tidak membawa dampak atau pengaruh
Negatif terhadap perkembangan mahasiswa ?
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian kami adalah
untuk mengetahui :
1.
Sebab mahasiswa menyukai jenis musik yang berbeda antara
satu dengan yang lain nya.
2.
Jenis musik bisa mempengaruhi pola tingkah laku mahasiswa.
3.
Jenis musik yang memiliki peminat terbanyak dikalangan
mahasiswa.
4.
Cara agar musik tidak membawa dampak negatif terhadap
perkembangan emosi dan jiwa mahasiswa.
KERANGKA TEORI
Ada banyak sekali pendapat para tokoh tentang
perngertian musik. Sebab pengertian musik tidak dapat disama-ratakan, karena
setiap orang memiliki pandangan tersendiri tentang apa yang disebut dengan
musik menurut pengalamannya masing-masing. Berikut adalah pendapat para ahli
tentang apa yang dimaksud dengan musik :
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
2008 musik memiliki pengertian sebagai berikut:
- Ilmu atau seni penyusunan nada atau suara dl urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan.
- Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).
Menurut Koentjaraningrat pada buku “Pengantar
Antropologi” (1986 : 203-204), musik merupakan bagian dari kesenian.
Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan.
Menurut Merriam pada buku “The
Anthropology of music” (1964 : 32-33), musik merupakan suatu lambang dari
hal-hal yang berkaitan dengan ide-ide, maupun perilaku masyarakat.
Menurut Boedhisantoso, S. dalam buku
“Kesenian dan Nilai-nilai Budaya” (1982 : 23) dan Melalotoa dalam dalam
buku ”Pesan Budaya dalam Kesenian” (1986 : 27), Musik merupakan
kebutuhan manusia secara universal yang tidak pernah berdiri sendiri lepas dari
masyarakat.
Menurut pendapat Soeharto. M dalam buku “Kamus Musik”(1992 : 86) Pengertian
musik adalah pengungkapan melalui gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya
berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat
dan warna bunyi. Namun dalam penyajiannya, sering dengan unsur-unsur lain,
seperti bahasa, gerak, atau pun warna. Melodi adalah rangkaian dari sejumlah
nada atau bunyi, yang ditanggapi berdasarkan perbedaan tinggi rendah (pitch)
atau naik turunnya. Dapat merupakan satu bentuk rangkaian dari sejumlah nada
atau bunyi, yang ditanggapi berdasarkan perbedaan tinggi rendah (pitch) atau
naik-turunnya. Dapat merupakan satu bentuk ungkapan penuh atau hanya berupa
penggalan ungkapan. Irama adalah gerak yang teratur yang mengalir, karena
munculnya aksen secara tetap. Keindahan akan lebih terasa oleh adanya jalinan
perbedaan nilai dari satuan-satuan bunyinya (duration). Disebut juga ritme,
rhythme, atau pun rhytm. Harmoni adalah perihal keselarasan paduan bunyi.
Secara teknis meliputi susunan, peranan, dan hubungan dari sebuah paduan bunyi
dengan sesamanya, atau dengan bentuk keseluruhannya.
Musik adalah seni yang paling
abstrak sekaligus juga merupakan realitas fisika bunyi yang memiliki banyak
keunggulan untuk membantu pendidikan watak halus seseorang. Musik telah banyak
dikaji oleh para pemikir, kaum agama, pendidik, dan teoretikus seni, selain
sebagai seni musik banyak digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari
tradisi, adat, hiburan, maupun pendidikan.
Tabel 1.
Kisi-Kisi Instrumen
Variabel Penelitian
|
Dimensi
|
Indikator
|
Jumlah butir pertanyaan
|
Pola perilaku
|
1.
Pola Perilaku Mahasiswa Unlam Banjarmasin Terhadap Musik.
2.
Pengaruhnya Terhadap Kepribadian
3.
Waktu.
4.
Tempat.
5.
Tujuan.
|
·
Dapat Mengetahui Pola Perilaku Mahasiswa UNLAM banjarmasin
terhadap musik
·
Dapat Mengetahui Pengaruhnya Terhadap Kepribadian
·
Dapat Mengetahui Kapan Mahasiswa Mendengarkan Musik.
·
Dapat Mengetahui Dimana Saja Mahasiswa Mendengarkan Musik.
·
Dapat Mengetahui Tujuan Mahasiswa Mendengarkan Musik.
|
1
1
1
1
1
|
Selera Musik
|
1.
Jenis Musik.
2.
Alasan.
|
·
Dapat Mengetahui Jenis Musik Yang Disukai Mahasiswa.
·
Dapat Mengetahui Alasan Mahasiswa Menyukai Musik.
|
1
1
|
ANGKET
HUBUNGAN
POLA PERILAKU MAHASISWA TERHADAP SELERA MUSIK
PENDIDIKAN
SOSIOLOGI ANTROPOLOGI FKIP UNIVERSITAS
LAMBUNG
MANGKURAT
Nama :
NIM :
Angkatan :
Prodi :
Semester :
I.
Petunjuk Umum
Angket
ini bertujuan untuk Melengkapi tugas dari penelitian kami, dan tidak
berpengaruh terhadap reputasi anda dikampus ini. Isilah dengan baik sesuai
dengan apa yang anda sukai. Kami mohon partisipasi anda dalam menjawab
pertanyaan kami dengan benar.
a.
Tulislah Nama, NIM, dan angkatan anda pada lembar jawaban.
b.
Bacalah setiap nomor dengan seksama.
c.
Lingkari atau beri tanda (X) pada jawaban yang anda pilih.
II.
Data Responden
1.
Apakah Jenis Kelamin anda....
a.
Laki-laki
b.
Perempuan
III.
Tentang Pola Perilaku dan Selera Musik
1.
Apakah ada pola perilaku negatif dan positif ketika anda
mendengarkan musik....
a.
Ada perilaku negatif tidak ada perilaku positif
b.
Ada perilaku positif tidak ada perilaku negatif
c.
Ada perilaku negatif dan positif
2.
Apakah musik mempengaruhi kepribadian anda...
a.
Ya, ada
b.
Tidak ada
c.
Biasa saja
3.
Kapan kalian mendengarkan musik....
a.
Belajar
b.
Sebelum tidur
c.
Ketika bersantai
4.
Dimana saja tempat kalian mendengarkan musik....
a.
Di kamar tidur
b.
Di kampus
c.
Dimana saja
5.
Apakah tujuan kita mendengarkan musik...
a.
Menghilangkan kejenuhan
b.
Menghilangkan stres
c.
Menghibur diri
6.
Apakah jenis musik yang anda sukai....
a.
K-POP
b.
ROCK
c.
I-POP
d.
MELAYU
e.
BOLYWOOD
7.
Apakah alasan anda menyukai musik tersebut....
a.
Enak didengar dan menghibur diri
b.
Memberikan inspirasi
c.
Memberikan semangat
d.
Menemani disaat jenuh dan stres
e.
dll
0 Response to "Proposal Penelitian HUBUNGAN ANTARA POLA PERILAKU MAHASISWA TERHADAP SELERA MUSIK"
Post a Comment