Makalah Belajar dan Pembelajaran Motivasi Belajar

 

BAB I
PENDAHULUAN
       A.    Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, sudah tak dapat dielakkan lagi bahwa minat untuk belajar seseorang akan mudah sekali naik turun. Agar minat untuk belajar ini senantiasa tetap naik dalam waktu ke waktu, maka setiap siswa harus memiliki keinginan untuk tetap terus belajar. Agar keinginan untuk tetap terus belajar itu ada dan semakin meningkat frekuensinya, maka setiap siswa tentu saja harus memiliki motif-motif tertentu yang menyebabkan ia harus tetap semangat belajar.

Keseluruhan motif-motif  yang menjadikan seseorang menjadi semangat belajar ini, secara umum dapat dikatakan sebagai motivasi. Maksud dari motivasi belajar disini adalah  keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.

Berdasarkan pengertian motivasi tersebut, sudah sangat jelas bahwa motivasi dalam proses belajar sangat penting. Karena yang dibicarakan adalah proses belajar, maka manfaat motivasi tidak hanya dirasakan oleh siswa, namun juga oleh seorang guru. Melalui pengetahuan tentang motivasi, seorang guru dapat mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas, bahakan dapat juga membantu sisiwa untuk meningkatkan motivasinya. Mengingat pentingnya pengetahuan akan motivasi, maka pembahasan mengenai motivasi belajar dirasa perlu untuk diangkat. 

A.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang dapat dijadikan sebagai rumusan masalah adalah sebagai berikut :
a.       Bagaimana peranan motivasi dalam proses pembelajaran ?
b.      Bagaimana lingkungan belajar yang memotivasi belajar siswa ?
c.       Apa saja sumber-sumber motivasi belajar siswa ?

B.     Tujuan Masalah
Tujuan dari rumusan masalah tersebut adalah :
a.       Untuk mengetahui peranan motivasi dalam proses pembelajaran
b.      Untuk mengetahui lingkungan belajar yang memotivasi belajar siswa
c.       Untuk mengetahui sumber-sumber apa saja yang memotivasi belajar siswa

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
          Setiap perbuatan yang dilakukan manusia, baik disadari atau kurang disadari, pada dasarnya  merupakan wujud untuk menjaga keseimbangan hidup. Jika keseimbangan ini terganggu, maka akan timbul suatu dorongan untuk melakukan aktivitas guna mengembalikan keseimbangan kondisi hidupnya. Aktivitas tersebut sering kali teerjadi secara naluriah, tetapi juga banyak yang terencana. Aktivitas secara naluri, misalnya ketika seseorang lapar maka ia akan makan, sedangkan aktivitas secara terencana, misalnya cita-cita atau hasrat tertentu. Nah, dorongan untuk melakukan aktivitas guna menjaga keseimbangan hidup itulah cikal bakal atau dasar motivasi diri.

Menurut M. Utsman Najati, motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Dengan demikian, motivasi dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman 1992:73-74) motivasi adalah perubahan  energi  dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pendapat tersebut menunjukkan dalam pengertian motivasi terdapat tiga elemen penting, yaitu motivasi mengawali terjadinya perubahan energi  pada diri setiap individu, motivasi ditandai dengan munculnya feeling, afeksi seseorang, motivasi akan dirangasang karena adanya tujuan.

Secara harfiah, kata motivasi berasal dari kata motif yang artinya sesuatu yang ada dalam diri seseorang, yang mendorong orang tersebut untuk bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan tertentu. Motif dapat berupa kebutuhan dan cita-cita. Dengan demikian, motif juga bisa dipahami sebagai tahap awal dari proses motivasi, sehingga motif baru merupakan suatu kondisi intern atau disposisi saja. Sebab, motif tidak selamanya aktif. Motif hanya akan aktif dalam konteks tertentu saja, terutama ketika kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak. Dengan kata lain, motif merupakan bagian keadaan dari individu yang mendorong untuk melakukan aktifitas tertentu guna mencapai tujuan yang ditentukannya sendiri.

       A.    Peran motivasi dalam proses pembelajaran
Dalam pembelajaran motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya. Tanpa motivasi, siswa tidak akan tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya, dengan adanya motivasi yang tinggi, siswa akan tertarik dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi siswa akan berupaya sekuat-kuatnya dan dengan menempuh berbagai strategi yang positif untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.

Upaya siswa dalam mencapai keberhasilan belajar tersebut meliputi mendengarkan ceramah dengan serius, menjawab pertanyaan, berpartisipasi aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Bahkan tidak jarang siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memberikan masukan dalam bentuk gagasan atau usulan kepala guru atau kepada kelas tentang berbagai kegiatan tambahan bahkan  tugas tambahan untuk memperluas dan memperdalam lingkup materi pelajaran yang harus dipelajari. Motivasi yang tinggi membuat siswa haus akan berbagai aspek yang terkait dengan topic dan mata pelajaran yang dipelajarinya. Ia pun akan menetapkan targetnya sendiri yang melebihi target yang ditetapkan oleh guru atau kurikulum. Ia mencari sendiri materi pelajaran yang ingin dikuasainya melalui berbagai sumber dan cara menurut inisiatifnya sendiri.

Semakin kuat motivasi tersebut semakin kuat pula upaya dan daya yang dikerahkannya untuk berpartisipasi dalam belajar. Sebaliknya, lemahnya motivasi akan melemahkan upaya dan dayanya untuk belajar. Prestasi belajar siswa adalah hasil dari berbagai upaya dan daya yang tercermin dari partisipasi belajar yang dilakukan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut :
1.      Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
2.     Menginpormasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya.
3.      Mengarahkan kegiatan belajar.
4.      Membesarkan semangat belajar.
5.  Menyadarkan tentang adannya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.

Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi tersebut disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi disadari oleh pelakunya, dalam hal ini tegas belajar akan terselesaikan dengan baik.

Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut :
1.      Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil
2.  Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas bermacam-ragam
3.         Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik
4.           Memberi peluang guru untuk unjuk kerja ( Dimyati, Mudjiono, 2009 )
  
     B.   Lingkungan belajar yang memotivasi belajar siswa
Pengertian lingkungan belajar adalah kegiatan ayng memerlukan konsentrasi tinggi. Tempat dan lingkungan belajar yang nyaman memudahkan peserta didik untuk berkonsentrasi. Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat, peserta didik akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat menikmati proses belajar yang peserta didik lakukan. Hutabarat (1989) lingkungan belajar ialah segala sesuatu yang terdapat ditempat belajar.

Prestasi itu salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan belajar (Mudhofir 1999). Kondisi belajar dapat mempengaruhi konsentrasi, penerapan, dan penerimaan informasi. Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa lingkungan belajar berpengaruh terhadap hasil belajar. Menata lingkungan belajar pada hakikatnya melakukan pengelolaan lingkungan belajar. Aktivitas pembelajar dalam menata lingkungan belajar lebih terkonsentrasi pada pengelolaan lingkungan belajar didalam kelas. Pengelolaan kelas merupakan upaya pendidik untuk menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar serta memulihkannya apabila terjadi gangguan dan penyimpangan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Optimalisasi proses pembelajaran menunjukan bahwa keterlaksanaaan serangkaian kegiatan pembelajaran yang sengaja direkayasa oleh pendidik dapat berlangsung secara efektif dan efesien dalam memfasilitasi peserta didik sampai dapat meraih hasil belajar sesuai harapan. Hal ini dimungkinkan, karena berbagai macam bentuk interaksi yang terbangun memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar dalam rangka menumbuhkembangkan kemampuan atau kompetensi, yaitu spiritual, mental:intelektual, emosional, sosial dan fisik.

Indra Djati Sidi (2005:148-150) menegaskan dalam menata lingkungan belajar dikelas yang menarik minat dan menunjang peserta didik dalam pembelajaran erat kaitannya dengan keadaan lingkungan fisik kelas, pengaturan ruangan, pengelolaan peserta didik dan pemanfaatan sumber belajar, pajangan kelas dan sebagainya. Salah satu aspek penting keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh pembelajar atau guru. Kondisi pembelajaran efektif adalah kondisi yang benar-benar kondusip, kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung kelancaran serta kelangsungan proses belajar. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, setiap pembelajar harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, suasana interaksi pembelajaran yang hidup, mengambangkan media yang sesuai, memotivasi peserta didik untuk berpartisifasi dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar dikelas yang kondusip. Agar pembelajaran benar-benar kondusip maka pembelajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan kondisi pembelajaran tersebut. Lingkungan ini mencakup 2 hal utama yaitu :             
1.      lingkungan fisik
lingkungan fisik adalah lingkungan yang memberi peluang gerak dan segala aspek yang berhubungan dengan upaya penyegaran pikiran bagi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran yang sangat membosankan. Lingkungan fisik ini meliputi sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki sekolah seperti lampu, ventilasi, bangku, dan tempat duduk yang sesuai untuk peserta didik dan lainnya. Artinya lingkungan fisik dapat difungsikan sebagai sumber atau tempat belajar yang direncanakan atau dimanfaatkan.

2.      lingkungan sosial
lingkungan social adalah yang berhubungan dengan pola interaksi antar personil yang ada dilingkungan sekolah secara umum. Lingkungan social yang baik memungkinkan para peserta didik untuk berinteraksi secara baik, peserta didik dengan peserta didik lainnya, guru dengan peserta didik, guru dengan guru, guru dengan karyawan serta secara umum interaksi secara personil. Lingkungan social yang kondusip, misalnya adanya keakraban yang proporsional antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam lingkungan social kelas hendaknya juga diciptakan sekondusip mungkin, agar suasana kelas dapat digunakan sebagai ajang dialog mendalam dan berpikir kritis yang menjunjung tinggi prinsif manusiawi, empati dan demokratis serta religius.

kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga peserta didik merasa kerasan disekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan. Berbagai penelitian lingkungan belajar merupakan situasi buatan yang menyangkut lingkungan fisik maupun menyangkut lingkungan social. Dengan demikian lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikian rupa, sehingga mampu memfasititasi peserta didik untuk melaksanakan kegiatan belajar.

     C.   Sumber-sumber motivasi belajar siswa
Sejalan dengan pandangan Gray dan kawan-kawan, dalam pembelajaran dikenal dua jenis motivasi dari sumber datangnya motivasi tersebut yaitu :
·         Motivasi ekstrinsik
·         Motivasi intrinsik
      1.      Motivasi Ekstrinsik
a.       Pengertian
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri. Motivasi ekstrinsik ini diantaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yang muncul dari luar pribadi siswa itu sendiri termasuk dari guru. Faktor-faktor tersebut bias positif bisa negatif.

Contoh dari motivasi ekstrinsik yang negatif adalah rasa takut siswa akan hukuman yang akan diberikan oleh guru mendorong siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Contoh dari motivasi ekstrinsik yang positif adlah dorongan siswa untuk mengeerjakan pekerjaan rumah karena ingin mendapat pujian dari guru.

b.      Sifat-sofat Motivasi Ekstrinsik
Dari kedua contoh tersebut maka dapat disimpulkan beberapa sifat-sifat motivasi ekstrinsik sebagai berikut ini
1)      Karena munculnya bukan atas kesadaran sendiri, maka motivasi ekstrinsik mudah hilang atau tidak dapat bertahan lama

2)      Motivasi ekstrinsik jika diberikan terus-menerus akan menimbulkan motivasi dari dalam diri siswa.


       2.      Motivasi Intrinsik
a.       Pengertian
Motivasi intrinsic adalah motivasi untuk belajar yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Motivasi intrinsic ini di antaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yang muncul dari pribadi siswa itu sendiri terutama kesadaran akan manfaat materi pelajaran bagi siswa itu sendiri. Manfaat tersebut bisa berupa :
1)      Keterpakaian kompetensi dalam bidang yang sedang dipelajari dalam pekerjaan atau kehidupannya kelak.

2)      Keterpakaian pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran dalam memperluas wawasannya sehingga memberikan kemampuan dalam mempelajari materi lain.

3)      Diperolehnya rasa puas karena keberhasilan mengetahui tentang sesuatu yang selama ini menjadi obsesi atau dambaan.

4)      Diperolehnya kebanggan karena adanya pengakuan oleh lingkungan sosial terhadap kompetensi prestasinya dalam belajar.

b.      Sifat-sifat Motivasi Intrinsik
Di antara sifat-sifat motivasi intrinsic yaitu :
1)      Walaupun motivasi intrinsic sangat diharapkan, namun justru tidak selalu timbul dalam diri siswa.
2)      Karena munculnya atas kesadaran sendiri, maka motivasi intrinsic akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik.

c.       Tanda-tanda Adanya Motivasi Intrinsik
Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda adanya motivasi intrinsic dalam diri siswa ( Gintings, 2005 : 9 ) :
1)      Adanya bukti yang jelas tentang keterlibatan, kreativitas, dan rasa menikmati pelajaran dalam diri siswa selama pembelajaran berlangsung.
2)      Adanya suasana hati yang positif seperti keseriusan, dan keceriaan

3)      Munculnya pertanyaan dan pengamatan dari siswa yang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata.

4)      Terdapat diskusi personal lanjutan setelah selesainya jam pelajaran.

5)      Menyerahkan tugas atau kerja proyek tanpa diingatkan oleh guru.

6)      Berusaha keras dan tidak cepat menyerah dalam mengatasi kesulitan belajar atau komunikasi serta penyelesaian tugas.

7)      Mengusulkan atau menetapkan tugas yang relevan untuk dirinya sendiri.

8)      Mengupayakan penguasaan materi secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai strategi dan sumber belajar.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
       A.    Kesimpulan
Motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Dalam pembelajaran motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya. Adapun yang menunjang keberhasilan dalam memotivasi siswa untuk belajar adalah lingkungan belajar, dimana tempat dan lingkungan belajar yang nyaman memudahkan peserta didik untuk berkonsentrasi.
 Ada dua jenis motivasi dari sumber datangnya motivasi tersebut yaitu :
a.       Motivasi ekstrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri.
b.      Motivasi intrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri.

       B.     Saran
Peneliti bermaksud memberikan saran dari hasil penelitian yang dilakukan. Saran dari peneliti adalah sebagai berikut:
a)      Pihak pendidik hendaknya lebih memperhatikan pemberian motivasi berprestasi kepada seluruh siswa secara merata pada saat proses pembelajaran sehingga mampu memberikan dorongan positif yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar seluruh siswa.
b)      Siswa hendaknya meningkatkan kualitas belajar baik di rumah, di sekolah maupun lingkungan serta meningkatkan kemampuan dalam bidang teknologi informasi untuk meningkatkan lingkungan belajar yang positif sehingga diharapkan para siswa memiliki hasil belajar yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Dimyati dan Mudjiono.2010.Belajar dan pembelajaran.Jakarta:PT. RINEKA CIPTA.
Gintings,Abdorrakhman.2008.Belajar dan Pembelajaran.Bandung:HUMANIOR
Suyadi.2010.Psikologi Pelajar PAUD.Yogyakarta:PT.Pustaka Insan Madani.

Internet:
Penelitiantindakankelas.blogspot.com




Print Friendly and PDF

0 Response to "Makalah Belajar dan Pembelajaran Motivasi Belajar"

Post a Comment