Makalah Masyarakat & Kebudayaan Sungai Teknologi Pembuatan Perahu Katinting di Desa Muning Tengah Kec. Daha Selatan Kab. Hulu Sungai Selatan



  1. PENDAHULUAN
            Dalam kehidupan sehari-hari manusia menggunakan alat transportasi untuk dapat menunjang segala aktivitasnya. Transportasi yang digunakan oleh masyarakat beragam. Di daratan biasanya menggunakan kendaraan roda dua, roda tiga, dan roda empat. Di perairan biasanya menggunakan kapal atau perahu dan di udara menggunakan pesawat terbang atau helikopter. 

            Tidak semua akses transportasi masyarakat menggunakan jalur darat, namun ada beberapa daerah yang masih menggunakan jalur transportasi sungai. Bagi masyarakat yang berada tinggal di wilayah aliran sungai, mereka menggunakan kelotok dan kapal sebagai alat transportasi. Salah satu daerah yang masih tetap menggunakan perahu maupun kapal sebagai jalur transportasi sungai adalah di Desa Muning  Tengah Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

            Jalur transportasi sungai ini sangat diperlukan masyarakat mengingat wilayah Daha ini merupakan daerah yang topografinya rawa yang pada musim penghujan banyak tergenangi air. Hal ini dimanfaatkan warga untuk mencari ikan. Tentu saja hal ini mempengaruhi mata pencaharian warga sebagai nelayan. Adapun pada musim kemarau rawa-rawa yang semula penuh dengan air maka akan kering. Rawa ini pun dimanfaatkan warga untuk berkebun buah semangka dan jagung.

            Sampai sekarang masyarakat di Desa Muning Tengah menggunakan transportasi kapal dan Perahu Katinting untuk melakukan berbagai aktivitas ekonomi maupun bepergian ke daerah lainnya. Kapal kayu Katinting ini digunakan masyarakat di Desa Muning Tengah untuk mencari ikan di sungai, ke sawah, mengangkat batu, mengangkut hasil perkebunan, mencari kayu dan lain sebagainya.  

            Alasan memilih kapal katinting ini dikarenakan di Desa Muning BaruTengah hanya ada 2 orang yang tetap bertahan memproduksi. Bentuk kapal yang unik dibandingkan dengan jukung lainnya, serta untuk tetap mempertahankan benda-benda hasil kebudayaan yang di miliki masyarakat di Desa Muning Tengah.  

  1. LATAR BELAKANG
            Pembuatan kapal Katinting ini berada di Desa Muning Tengah  Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Menurut Sulaksono (2011:38) sejak tahun 1980 sampai 2000 di Kecamatan Daha Selatan ini warga membuat berbagai jenis perahu dan jukung Banjar seperti: Jukung Patai, Jukung Batambit, Perahu Tundaan, Alkon, dan Kapal Nelayan.  

            Namun sekarang ini industri kapal kayu kurang diproduksi lagi dan hanya perahu katinting ini saja yang masih diproduksi.  Hal ini dikarenakan berbagai kendala, diantaranya warga banyak yang merantau untuk memperoleh gaji yang lebih besar dan juga karena kesulitan memperoleh bahan baku kayu (ulin, bungur, halaban, nyatoh, jati putih, kayu sumping).  Dalam pembuatan perahu katinting, kayu yang digunakan adalah kayu ulin saja. Perahu katinting ini merupakan perahu yang berbahan bakar minyak kerosen yang digunakan warga untuk kegiatan aktivitas ekonomi. 

            Pembuatan produksi perahu katinting ini dilakukan dari pagi hari, sejak jam 07.00 pagi hingga jam 5 sore. Jikalau permintaan perahu ini banyak maka pekerjanya lembur sampai dengan jam 09.00 malam. Dalam setiap 5-7 hari pekerja dengan pengusaha bisa membuat 1 buah kapal. Harga setiap perahunya berkisar dari harga Rp.4.500.00 – Rp. 8.000.000 tergantung setiap ukurannya. Pada saat orang mau membeli perahu katinting terlebih dahulu pembeli membayar separu dari harga satu buah perahu. Adapun pengusaha perahu katinting ini membeli kayu ulin di pasar dengan harga yang paling murah yaitu Rp. 95.000/buah dengan kualitas rendah, harga Rp. 150.000 dengan kualitas sedang, dan harga Rp.250.000 dengan kualitas paling bagus.  Sebelum dibuat perahu, kayu ulin terlebih dahulu di jemur di terik matahari sampai kayu tersebut kering dan berwarna agak kehitam-hitaman. Fungsi kayu ulin di jemur agar tetap kuat dan tidak menyusut pada saat dipakai di sungai.     

            Bentuk dari perahu katinting ini hanya ada satu yaitu dengan ujung lancip dan bagian belakang agak lebar.  Bagian belakang agak cekung yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan dan juga untuk meletakkan mesin beserta panguar untuk meletakkan roda perahu.

  1. PELAKU
a.    Pengusaha Perahu Katinting
Pengusaha perahu katinting ini bernama M. Maidi dengan umur 42 tahun. Beliau mempunyai 2 orang anak dan istri. Beliau ini memproduksi perahu katinting bersama dengan adik laki-lakinya. Dalam menjual perahu beliau tidak memasarkan perahunya ke pasar, namun pembeli langsung ke rumah beliau.  Bapak ini memulai usahanya sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang. Sekitar 14 tahun sudah beliau membuat usaha perahu katinting ini.

Dalam setiap satu penjualan kapal katinting, keuntungan yang diperoleh  sekitar satu juta rupiah. Dengan keuntungan tersebut bapak ini menghidupi keluarganya. Selain usaha perahu katinting ini, bapak ini memiliki usaha sampingan yaitu mencari ikan di sungai pada musim hujan dan bertanam padi di sawah.

Pengusaha perahu katinting yang ada di Desa Muning Tengah ini hanya ada 2 orang yang tetap memproduksi. Sedangkan yang lainnya sudah berhenti karena mencari pekerjaan lain yang lebih menguntungkan. Dalam pembuatan perahu ini kendala yang dihadapi yaitu, ketika hujan tidak bisa menjemur kayu dan kedua ketika padam lampu karena sebagian besar prosesnya membutuhkan tenaga listrik.

Dalam memperjualbelikan perahu katinting ini pengusaha tidak hanya menerima pesanan dari orang lain, tetapi juga menjual kepada warga yang mengkreditkan perahu katinting. Adapun cicilan biaya yang dikeluarkan berkisar dari Rp. 5000 sampai Rp. 20.000 per hari sesuai dengan kesepakatan dengan pihak kreditur.

b.    Pegawai
Dalam membantu usaha industri bapak Maidi memiliki seorang karyawan yang bernama Sarkani. Beliau adalah saudara laki-laki dari dari bapak Maidi. Dalam sistem pengupahan pegawai, setiap 1 buah perahu katinting akan mendapatkan upah sebesar Rp. 500.000 – Rp. 700.000. Adapun untuk hari kerjanya diawali dari 07.00 pagi – 5 sore hari. 

  1. KEHEBATAN KAPAL KAYU
            Berdasarkan wawancara dengan pengusaha perahu katinting ini menuturkan bahwa perahu katinting ini bertahan sampai dengan 20 tahun, namun jika terus dipelihara maka perahu ini akan bertahan hingga 25 tahun.  Salah satu cara merawat perahu ini dengan cara mencat perahunya jika warna cat sebelumnya sudah berwarna kurang jelas.

            Dalam proses pembuatan perahu katinting ini pengusaha menggunakan paku sebagai pengokohnya. Namun untuk merekatkan antara kayu satu dengan lainnya hanya menggunakan lem yang khusus untuk tahan air. Keunikan dari lem ini jika perahu ini berada di sungai maka lem ini akan semakin kuat. Selain perekat, fungsi lem ini agar air tidak bisa masuk ke dalam perahu.

            Perahu katinting ini merupakan perahu yang banyak digemari masyarakat. Perahu ini memiliki berbagai macam kehebatan, yaitu sebagai berikut :
  1. Jika sungai surut maka perahu ini akan tetap berjalan cepat
  2. Perahu ini memuat orang lebih dari 10 orang
  3.  Penumpang bisa duduk leluasa karena cukup lebar
  4. Jika perahu berada di sungai yang banyak eceng gondoknya maka akan tetap berjalan dengan cepat
  5. Roda perahu tidak cepat rusak dan tahan lama
  6. Mesin bisa di lepas pasang untuk mengawetkan mesin agar tidak rusak

Gambar 1 Perahu Katinting Di Desa Muning Tengah

  1. KESIMPULAN 
  1. Daerah Daha merupakan daerah yang topografinya tanah rawa  sehingga masyarakat setempat memanfaatkan perahu katinting sebagai alat transportasi sungai yang dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas, seperti: mencari ikan di sungai, pergi ke sawah, mengangkat batu, mencari kayu, maupun ke pasar. 
  2. Dalam proses pembuatan kapal katinting membutuhkan waktu sekitar 5-7 hari dalam setiap satu buahnya. Adapun harga perahu katinting per buahnya berkisar dari Rp. 4.500.000 – Rp. 8000.000. Di Desa Muning Tengah ini orang hanya memproduksi perahu katinting disebabkan hanya perahu ini yang banyak diminati warga. Hal ini dikarenakan perahu katinting memiliki berbagai keunggulan, yaitu: jika sungai surut maka perahu akan tetap berjalan tepat, memuat penumpang lebih dari 10 orang, perahu ini cukup lebar agar bisa duduk leluasa, tidak cepat rusak dan tahan lama, mesin bisa pasang-lepas untuk menjaga agar tidak cepat rusak serta jika di sungai ada tanaman eceng gondok maka masih bisa berjalan cepat.
Print Friendly and PDF

0 Response to "Makalah Masyarakat & Kebudayaan Sungai Teknologi Pembuatan Perahu Katinting di Desa Muning Tengah Kec. Daha Selatan Kab. Hulu Sungai Selatan"

Post a Comment