BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pancasila merupakan pandangan hidup,
dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk.Mengapa begitu besar
pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat
terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia
seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan
budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus
dipersatukan.
Namun, seiring dengan perjalanan
waktu nilai-nilai yang terdapat pada butir-butir pancasila semakin
mengkhawatirkan.Mulai dari sila Ketuhanan yang maha Esa hingga sila keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pun telah ternoda.Banyak aliran-aliran
sesat yang “berkeliaran” di bumi Indonesia.
Banyak pelanggaran-pelanggaran HAM
terjadi di Indonesia.Tak sedikit pula pertikaian-pertikaian terjadi di
Indonesia yang sangat menodai sila persatuan Indonesia.Sila keempat pun tak
luput dari penodaan, seperti banyak oknum-oknum yang memaksakan kehendak
sendiri tanpa jalan musyawarah. Apalagi untuk sila kelima, Indonesia seperti
sudah tidak mengenal keadilan.
Akhir-akhir ini banyak media yang
menyorot sebuah kejadian atau peristiwa yang sangat mencengangkan dan sangat
merusak citra sila-sila yang ada di dada sang garuda pancasila. Perkelahian
antara siswa SMA yang memakan “tumbal” di saat Indonesia tengah dahaga akan
generasi yang cerdas tapi para generasi-generasi muda malah mengedepankan
kekerasan. Akankah nanti Indonesia akan di pimpin oleh calon-calon preman
ini????
Sebuah masalah yang begitu klasik
sekali yang memprihatinkan. Oleh karena itu, kami ingin mengupas permasalahan
ini menjadi judul makalah kami.
1.2 Rumusan
masalah
1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadiya tawuran di kalangan remaja.?
2. Teknik dan cara apa sajakah yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tawuran yang terjadi di kalangan remaja.
1.3 Kajian
pustaka
Banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan munculnya karakter-karakter preman pada diri remaja indonesia yang dapat merusak masa depan bangsa ini. Mulai dari diri sendiri, keluarga, sekolah, dan juga lingkungan di mana remaja tersebut bergaul maupun bermasyarakat.
Banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan munculnya karakter-karakter preman pada diri remaja indonesia yang dapat merusak masa depan bangsa ini. Mulai dari diri sendiri, keluarga, sekolah, dan juga lingkungan di mana remaja tersebut bergaul maupun bermasyarakat.
1.4 Tujuan Penelitian
Dari pembahasan di atas kami memiliki tujuan antara lain:
Dari pembahasan di atas kami memiliki tujuan antara lain:
- Untuk
mengetahui dapat atau tidaknya tawuran dikatakan sebagai media lahir nya
premanisme.
2.2 Pembahasan
Tawuran pelajar merupakan salah satu
bentuk perilaku negatif yang sangat marak terjadi dikota -kota besar, misalnya
Jakarta. Permasalahan remeh dapat menyulut pertengkaran individual yang
berlanjut menjadi perkelaian masal dan tak jarang melibatkan penggunaan senjata
tajam atau bahkan senjata api. Banyak korban yang berjatuhan, baik karena luka
ringan, luka berat, bakan tidak jarang terjadi kematian. Tawuran ini juga
membawa dendam berkepanjangan bagi para pelaku yang terlibat didalamnya dan
sering berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.
Hal ini tentunya merupakan fenomena
yang sangat memprihatinkan. Generasi yang diharapkan mampu membawa perubahan
bangsa kearah yang lebih baik ternyata jauh dari harapan. Kondisi ini juga
dapat membawa dampak buruk bagi masa depan bangsa. Lickona menyebutkan beberapa
tanda dari perilaku manusia yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa
antara lain meningkatnya kekerasan dikalangan remaja, pengaruh kelompok sebaya
terhadap tindakan kekerasan, dan semakin kaburnya pedoman moral.
1. FAKTOR PENYEBAB TERJADI NYA
TAWURAN
Berikut ini adalah faktor-faktor
yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya :
a) Faktor Internal
Faktor internal ini terjadi didalam
diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasidiri
yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh
yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu
melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat
menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai
keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam. Para remaja yang
mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan segala masalahnya
tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan. Selain itu,
ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya
perkelahian. Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri,
tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya
membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang
sekelilingnya.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang
datang dari luar individu, yaitu :
1. Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat dimana
pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat
kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi
remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang
datang dari keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa
menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang
menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang
kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada
masa remaja.
2. Faktor Sekolah
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan
para siswa pandai secara akademik namun juga pandai secara akhlaknya . Sekolah
merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun
sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini
dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah
tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran
dalam mendidik anak muruidnya akhirnya guru tersebut menunjukkan kemarahannya
melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah
peran guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian
yang baik.
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan
sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja yang tinggal
dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi
tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan
dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya
kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar
disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.
Kerugian Akibat Tawuran
- Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian.
- Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya: rusaknya rumah warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga.
- Terganggunya proses belajar mengajar.
- Menurunnya moralitas para pelajar.
- Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai
- Pelajar (dan keluarganya) yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif pertama bila mengalami cedera atau bahkan tewas.
- Menyebabkan kemacetan di jalan raya
·
Menyebabkan
dampak negative bagi sekolah yang terlibat tawuran antar pelajar tersebut.
- Rusaknya fasilitas umum seperti bus, halte dan fasilitas lainnya, serta fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan.
- Terganggunya proses belajar di sekolah. Terakhir, mungkin adalah yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain.
- Para pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar tujuannya tercapai.
Hal-Hal Yang Dapat Mencegah Tawuran
1. Peran guru kelas/mata pelajaran
- Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar
- Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu bersikap baik
- Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri
- Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya. Contohnya : membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler disekolahnya
2. Tugas dan tanggung jawab guru-guru
mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah :
- Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
- Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
- Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor
- Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar/latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).
- Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
- Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
- Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
- Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
3.1. Kesimpulan
Faktor yang menyebabkan tawuran
remaja tidak lah hanya datang dari individu siswa itu sendiri. Melainkan juga
terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya
faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan. Para pelajar yang
umumnya masih berusia remaja memiliki kencenderungan untuk melakukan hal-hal
diluar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang
lain, maka inilah peran orangtua dituntut untuk dapat mengarahkan dan
mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan. Keteladanan
seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidik bisa dijadikan
instruktur dalam pendidikan kepribadian
para siswa agar menjadi insan yang lebih baik. Begitupun dalam mencari teman
sepermainan. Sang anak haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar
mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para
remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui keberadaanya.
I. Penutup
Demikian malakah dengan tema TAWURAN
ANTAR PELAJARR yang dapat kami persembahkan. Kritik dan saran yang bersifat
membangun akan selalu saya harapkan dari para pembaca, apabila ada kesalahan
dalam pemaparan dan apabila ada yang merasakan akan hal itu, ini semua saya
persembahkan hanya untuk membantu menyelesaiakn suatu masalah saja. Sekian dan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Dari Internet:
bener tuh faktor-faktor nya.. sering banget dulu sekolah saya tawuran sama sekolah lain
ReplyDelete